Profil Singkat Sang Jenderal Besar
Jenderal Besar TNI Purn. Abdul Haris
Nasution (lahir di Kotanopan, Sumatera Utara, 3 Desember 1918 – meninggal di
Jakarta, 6 September 2000 pada umur 81 tahun) adalah seorang pahlawan nasional
Indonesia[2] yang merupakan salah satu tokoh yang menjadi sasaran dalam
peristiwa Gerakan 30 September, namun yang menjadi korban adalah putrinya Ade
Irma Suryani Nasution dan ajudannya, Lettu Pierre Tendean.
Beliau adalah penggagas Dwifungsi ABRI. Beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia Masa Jabatan 10 Juli 1959 s.d. 22 Februari 1966, kemudian menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Masa Jabatan 1966 s.d. 1972.
Tahun 2000, masih inget banget waktu beliau meninggal. Entah kenapa sedih sekali rasanya. Satu lagi pahlawan revolusi meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Saat itu yang terpikir rasanya ingin sekali berbincang dengan beliau mengenai sejarah Indonesia di masa lalu.
Rest In Peace, semoga diberikan tempat terbaik di sisi-Nya.
Lokasi
Museum ini terletak di Jalan Teuku Umar Nomor 40, Jakarta Pusat. Dulu sih saya kesini naik motor, sekalian keliling Jakarta.
Sempat ditanyai dari mana saya berasal (bekerja), mungkin karena kurator museum tersebut melihat saya yang membawa kamera SLR dan terlihat seperti wartawan. :P
Untuk masuk ke museum ini tidak dikenakan biaya alias gratis. Namun kurator museum sempat berpesan untuk mengisi kotak uang yang ada di samping pintu masuk. Kata beliau untuk tips pekerja yang bertugas membersihkan museum setiap hari.
Foto Tour Museum
 |
Rumah Pak Nas yang kini dijadikan museum |
 |
Patung dada Sang Jenderal Besar |
 |
Korban Kebiadaban PKI |
 |
Peresmian museum oleh Presiden SBY |
 |
Meja kerja Pak Nas, beliau juga aktif menulis buku. |
|
|
|
 |
Kamar dan posisi Pak Nas pada saat kejadian berdarah |
 |
Kursi roda yang digunakan Pak Nas. Kaki Pak Nas patah saat berusaha kabur melompati pagar Kedutaan Irak, beliau menginjak pot bunga yang ada di bawahnya. |
 |
Koleksi buku Pak Nas |
 |
Koleksi sepatu Pak Nas |
 |
Kaos oblong dan sarung milik Pak Nas |
 |
Seragam Sang Jenderal Besar |
 |
Dipan dan tongkat yang pernah digunakan untuk merawat Pak Nas. |
 |
Benda-benda koleksi Ade Irma Suryani |
 |
Benda milik Ade Irma Suryani |
 |
Baju dan seragam Pak Nas |
Foto Rekonstruksi Kejadian
Kejadian berdarah terjadi pada pukul 3 WIB. Pada saat itu Pak Nas sedang mengusir nyamuk-nyamuk yg ada di kamarnya. Kemudian terdengar suara Prajurit Cakrabirawa menggedor pintu kamar Pak Nas. Istri Pak Nas, Ibu Johana kemudian menyerahkan Ade Irma Suryani kepada Ibu Mardiyah (adik Pak Nas) dan berpesan untuk membujuk Ade agar tidak menangis dan melarang untuk membuka pintu. Ibu Johana kemudian memandu Pak Nas untuk kabur melalui Kedutaan Besar Irak yang ada di sebelah rumahnya. Ibu Mardiyah kemudian berdiri di balik pintu sambil menggendong Ade Irma Suryani. Karena penasaran, Ibu Mardiyah membuka pintu yang kemudian disambut berondongan tembakan dari Prajurit Cakrabirawa. Ibu Mardiyah tertembak 2 peluru di bagian tangan sedangkan Ade Irma Suryani tertembak di bagian tulang belakang, 6 butir peluru bersarang di perut Ade Irma Suryani.
 |
Prajurit cakrabirawa mendobrak pintu kamar Pak Nas |
 |
Prajurit Cakrabirawa |
 |
Prajurit Cakrabirawa |
 |
Ade Irma Suryani yang tertembak. Pak Nas berhasil kabur dengan melompati pagar ke Kedutaan Irak. |
Kejadian ini tentu saja berbau konspirasi. Konspirasi yang hingga saat ini tidak diketahui kebenarannya dan tidak diketahui apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa para Prajurit Cakrabirawa itu membelot? Siapa yang menggagas G-30S/PKI?
Yang bisa kita lakukan adalah menunggu, hingga suatu hari ada yang mengatakan kebenaran kepada kita semua. Kita juga perlu mencari, mencari kepingan sejarah yang terserak, menyatukannya, dan menerka-nerka apa yang terjadi sebenarnya.
Demikian foto-foto kunjungan saya ke Museum Sasmitaloka Jenderal Besar Abdul Haris Nasution. Mari kunjungi museum dan jaga sejarah bangsa agar tak hilang ditelan jaman. Banyak yang bisa kita pelajari dari masa lalu. Jangan pernah lupakan sejarah! Wassalamu'alaikum.....
terima kasih untuk tulisan dan foto nya. :D senang sekali bisa membaca disini. saya terlalu sibuk dengan pekerjaan sampai sampai niat untuk mengunjungi semua museum di jakarta, selalu tertunda. (atau itu mungkin hanya alasan :D).
BalasHapusjadi semakin ingin ke museum ini. mohon maaf untuk id yang anonymous, saya malas kalau harus input dan log in google acc lagi.
regards,
widya.
Bebas untuk umum ya gan?
BalasHapusGak dipersulitkan?
Enggak gan. Tinggal dateng, bilang ama yang jaga, trus masuk deh. :D
BalasHapus