Halaman

Minggu, 25 September 2011

Sebuah Cerita Tentang Suryakencana

















Ada suatu tempat
Suatu tempat di mana bulannya selalu purnama
Suatu tempat di mana bunganya tak pernah layu

Ia tinggi, hingga kau akan sulit bernafas
Ia jauh, membuat semua keluh kesahmu tertumpah
Ia sulit, lelahnya akan memaksamu menyerah
Bernafaslah terus, mengeluhlah, tapi jangan engkau menyerah
Karena tempat itu luar biasa
Seperti yang akan kuceritakan padamu

Tempat itu luas
Tertutup rumput yang kadang berwarna hijau, dan kadang berwarna kuning
Tanahnya berpasir, berdebu pula bila musim kemarau
Sebagiannya tertutupi batang-batang Eidelweis
Sang bunga abadi yang putih warnanya

Paginya aneh
Bisikannya memintamu bangun
Namun belaiannya melenakanmu

Siangnya hangat
Bila tak ada awan, matahari akan bercahaya dengan sangat benderang
Cahayanya terik, namun terkadang ia ramah dan tak terlalu panas

Sorenya damai
Sepinya membuatmu terdiam
Kau bisa saksikan matahari yang mulai meredup
Dan gelap perlahan merayap di sela-sela rumput dan pasir

Malamnya hening
Semuanya terdiam dalam kedamaian
Gelapnya yang dingin akan melelapkan tidurmu

Kabut sering datang ke tempat itu
Entah darimana dan kemana ia pergi
Terkadang kabut singgah terlalu lama
Ia merayap dalam arak-arakan yang besar
Membutakan dan membawa hawa dingin
Namun bila ia pergi, Ia menghamparkan ketakjuban alam kepadamu

Duduklah di salah satu bebatuannya
Pandangilah setiap sudut-sudutnya
Dan ingatlah apa yang kau lihat
Hiruplah udaranya dan ingatlah baunya
Dengarkan heningnya
Rasakan apa saja yang dibisikannya melalui pori-pori kulitmu
Unggah semuanya, simpan dalam ingatanmu

Bila suatu saat kotamu terlalu bising dan memenatkan
Kau ingat kembali tempat itu
Tempat yang bulannya selalu purnama dan bunganya tak pernah layu
Tempat yang berkabut dan dingin
Tempat yang hening dan penuh kedamaian

Tempat itu, Suryakencana
Tempat itu, di hatimu....

Miko
Ceger Raya, 20 September 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komen Anda mencerminkan diri Anda.