Halaman

Kamis, 15 Maret 2012

Touchdown Semarang dan Pertama Kali.....

Assalamu'alaikum...


Moment pertama biasanya jadi moment yang tak terlupakan. Misalnya pertama kali ke Jakarta atau hari pertama masuk kerja. Kali ini, gw kembali mengalami moment 'Pertama Kali' yang sebenarnya norak untuk diketahui publik. Heheh.... Setelah bertahun-tahun hidup, akhirnya gw ngerasain juga yang namanya naik pesawat, dan penerbangan pertama saya dilakukan bersama maskapai paling *uhuk* di Indonesia, Lion Air.

First Flight 

Le My First Plane
 Tanggal 1 Oktober 2011. Nervous pun datang, berjuta pertanyaan datang, yang intinya "Bagaimana menjadi penumpang pesawat terbang yang baik dan benar sesuai dengan Perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia dan sesuai dengan tuntunan syariah." Maklum, anak kampung, orang susah pula. Gw dulu terbiasa pergi kemana-mana jalan kaki, termasuk untuk sekedar beli bakso di pasar yang jauhnya sekitar 20 kilometer. Menembus rimba raya, sawah, dan perkampungan. Nah ini beda, gw bepergian lewat 'atas', lewat 'langit', yang pastinya beda banget.

Waktu itu gw pergi bareng Hasan ke Semarang untuk menghadiri pernikahan teman. Alasan klise yang 'melegalkan' gw untuk pergi kemana pun di seluruh Indonesia. Setelah duduk manis di pesawat, melihat-lihat keluar dari jendela yang kebetulan tepat berada di sisi kanan gw. Sebelumnya udah dibilangin sih ama Hasan, pas take off pesawat akan 'bergetar' dan akan sedikit bikin parno. Tapi setelah take off, ternyata biasa aja tuh. Seolah gw pernah mengendarai kendaraan yang lebih 'bergetar' dari pesawat.

Cuaca cerah, pemandangan dari pesawat terlihat sangat indah. Dan terlihat sebuah puncak gunung, subhanalloh....
Yang paling 'sesuatu' penerbangannya ya waktu pesawatnya berbelok, sebuah moment yang 'OMG OMG OMG OMG OMG OMG!!!' That. Mini. Heart attack.
Setelah pesawat landing dan penumpang keluar dr pesawat, dalam hati langsung membayangkan gw sujud di landasan dan teriak "I'm Aliveeeee!!!"



Pusing-Pusing Semarang

Waktu itu kami ke Semarang hari Sabtu-Minggu, tapi hari Minggu pagi udah harus balik ke Jakarta, karena kehabisan tiket kereta untuk Minggu sore. Alhasil di Semarang cuma bisa mengunjungi Kota Tua dan Lawang Sewu.
Gereja Blenduk
Eksotisme Kota Tua


Akhirnya kesampean juga berkunjung ke Lawang Sewu. Nuansa mistisnya gak terlalu kerasa sih, cuma gelap aja yang terkadang mendramatisir perasaan.

Lawang Sewu



Konon dari sini sering terdengar suara tangisan perempuan
I have no idea what I'm doing
Harusnya bisa diberdayakan nih. Misalnya dijadikan Mall. :P

Ruang yang menceritakan tentang proses pemugaran Lawang Sewu. Orang Belanda masalah bikin bangunan emang jago deh. Awet ampe puluhan tahun. Mungkin karena mereka menganggap bangunan sebagai investasi penting baik secara ekonomi dan kebudayaan, makanya dibuatnya dengan baik dan duitnya gak dikorupsi. :P



Adios Semarang! Terima kasih atas pengalaman berharganya. Semoga lain kali dapat kembali berkunjung dan menjelajah lagi.


Miko.
Lapangan Banteng, 15 Maret 2012.

2 komentar:

  1. elo salah di satu poin soal korupsi Mik..
    lo gak tau ya, kl VOC itu justru guru besar yang berjasa mempopulerkan korupsi di negara kita?
    korupsinya itu dari atas smpe bawah, mendarah daging..dan karena penjajahan dia ke bangsa kita itu sampai 350an tahun, makanya negara kita juga fasih luar dalem perkara korupsi..
    hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nyoih. Korupsi emang warisan Belanda. Tapi kan mereka tetep menganggap penting dan tidak mengorupsi duit buat bikin bangunan.
      Dalam hal korupsi, Belanda kencing berdiri, Indonesia kencing berlari.:D

      Hapus

Komen Anda mencerminkan diri Anda.